Kamis, 24 Januari 2008

When Wakidjan Speaks English

Wakidjan begitu terpesona dengan
permainan piano Nadine. Sambil bertepuk
tangan, ia berteriak, "Not a play! Not a
play!"

Nadine yang mendapat ucapan itu bengong,
"Not a play?"

"Yes. Not a play. Bukan main!," ungkap
Wakidjan menerangkan.

Agus yang menemani Wakidjan terperangah,
"Bukan main itu bukan Not a Play, Djan."

"Your granny! (Mbahmu!). Humanly I have
check my dictionary kok. (Orang saya
sudah periksa di kamus kok)," ungkap
Wakidjan Ngeyel.

Lalu Wakidjan berpaling ke Nadine.
"Lady, let's corner (Mojok yuk). But
don't think that are nots (Jangan
berpikir yang bukan-bukan). I just want
a meal together."

"Ngaco kamu, Djan," Agus tambah gemes.

"Don't be surplus (Jangan berlebihan),
Gus. Be wrong a little is OK toch.?"

Nadine cuman senyum kecil, "I would love
to, but ..."

"Sorry if my friend make you not
delicious (Maaf kalau teman saya bikin kamu
jadi nggak enak)," sambut Wakidjan ramah.

"Different river, maybe (Lain kali
barangkali). I will not be various kok
(Saya nggak akan macam-macam kok)."

Setelah Nadine pergi, ganti Wakidjan
yang menatap Agus dengan sebal.
"Disturbing aja sih, Djo. Does the
language belong to your ancestor (Emang
itu bahasa punya moyang lu)?"

Agus cari kalimat penutup, "Just itchy
Djan, because you speak English as
delicious as your belly button." (Gatel
aja, Djan, soalnya kamu ngomong Inggris
seenak udelmu dewe).

Wakidjan nyengir dan nyeletuk, "His name
is also effort." (Namanya juga usaha).

Tidak ada komentar: